Sabtu, 11 Januari 2014

LEMBARAN CINTA TENTANGMU

Kuambil buku itu…
Kubuka lembar demi lembar…
Kubaca dengan perlahan…
Agar aku tau dirimu…
Agar aku kenal denganmu…
Aagar aku bisa mencintaimu…
Kubaca saat kelahiranmu
Dan akupun menjadi tau betapa dahsyatnya saat itu
Arsy berguncang…
Malaikat bergembira…
Semua makhluk bersuka cita…
Begitu banyak berkah yang Allah berikan karenamu
Semua menyambut kelahiranmu
Semua bersyukur atas kedatanganmu
Karena engkaulah…
Engkaulah pembawa rahmat bagi alam semesta

Kubuka lagi lembaran buku itu…
Kuingin tau masa sebelum kenabianmu
Betapa indah wajahmu
Betapa indah akhlaqmu
Semua menyayangimu
Semua mencintaimu
Semua mengagumimu
Semua memujimu…
Engkaulah al amiin
Engkaulah penyambung tali silaturrahmi
Engkaulah penolong orang miskin
Taukah engkau Yaa Rasulallaah…
Aku semakin kagum pada dirimu

Kubuka lagi lembaran itu…
Kubaca saat pertama kali wahyu turun kepadamu
Saat engkau digua hira
Saat engkau menjauh dari hiruk pikuk dunia
Jibril datang menyuruhmu untuk membaca
Ku turut rasakan ketakutanmu
Engkau gemetar…
Engkau kedinginan…
Tapi…
Istrimu yang setia memberikan kekuatan padamu
Menyelimutimu…
Memelukmu…
Menghiburmu…
Membelamu dengan harta jiwa dan raganya…
Tahukah engkau Yaa Rasulallaah…
Kuingin bisa menjadi sepertinya

Kubuka lagi lembaran itu…
Ku jadi tahu…
Begitu berat awal perjuangan dakwahmu
Ku jadi tahu betapa besar kesabaranmu
Disaat engkau dicaci
Disaat engkau diludahi
Disaat engkau disakiti
Engkau balas semua itu dengan cinta
Engkau balas semua itu dengan doa
Air mata yang menetes dipipimu…
Bukan karena marah dan kecewamu
Tapi karena besarnya cintamu pada kami Ummatmu

Yaa Rasulallaah…
Kubuka lagi lembaran itu…
Kubaca perjalanan hijrahmu Engkau ditemani oleh temanmu yang setia Yang selalu menghawatirkanmu
Sesaat dia berjalan di depanmu
Sesaat dia dibelakangmu
Sesaat dia dikananmu
Sesaat dia dikirimu
Rasa cintanya yang teramat sangat kepadamu
Membuatnya rela mengorbankan nyawa untukmu
Tahukah Engkau Yaa Rasulallaah…
Aku iri padanya…
Aku iri pada besarnya cintanya padamu
Aku ingin bisa mencintaimu seperti cintanya kepadamu

Kubuka lagi lembaran itu…
Aku tersenyum…
Aku merasakan kebahagiaan mereka
Disaat orang-orang anshar menyambut kedatanganmu di Madinah
Mereka gembira…
Mereka bersuka cita…
Mereka menyanyi menyambut kehadiranmu

Kubuka lagi lembaran itu...
Kubaca perjuanganmu dengan para sahabat
Betapa kuat ikatan antara dirimu dan mereka
Mereka selalu berada disampingmu
Mereka berperang bersamamu
Mereka tak takut mati untuk membelamu
Betapa besar cinta mereka kepadamu
Mereka tidak pernah rela kau disakiti
Mereka tidak pernah rela kau dihina
Mereka tidak pernah rela kau terluka merekalah pecinta-pecinta sejatimu
Mampukah kami memiliki cinta seperti yang mereka miliki untukmu?
Mampukah kami menjadi pembela agama dan syariatmu?
Mampukah kami tuk menjalani sunnah-sunnahmu?

Ya Rasulallah…
Sungguh kuingin mendapat ridhomu

Kubuka terus lembaran itu...
Kusemakin ingin tau tentangmu…
Dan akupun menyadari…
Betapa berat amanah yang harus engkau emban
Tidak pernah lelah engkau berjuang
Tidak pernah lelah engkau berdakwah
Tak kau pedulikan panas yang menghadang
Tak kau pedulikan lapar yang melilit
Tak kau pedulikan darah yang menetes dari tubuh sucimu yang terluka
23 tahun kau habiskan waktumu mengemban risalah
23 tahun kau selalu berjuang untuk kami
23 tahun kau memahan lelah dan sakit demi kami Makkah dan Madinah menjadi saksi atas pengorbananmu untuk kami
Makkah dan Madinah menjadi saksi besarnya cintamu pada kami
Makkah dan Madinah menjadi saksi atas beratnya cobaan yang harus kau hadapi demi kami

Ya Rasulallaah…
Alangkah hinanya diri ini Dengan besarnya cintamu pada kami
Kami mengabaikanmu
Kami sering melupakanmu
Bahkan kami tidak banyak tahu tentangmu
Betapa banyak hari yang terbuang tanpa kami ingat kepadamu
Betapa banyak air mata yang menetes bukan karena rindu kepadamu
Betapa sering kami lakukan sunnahmu tanpa sambungkan hati kami kepadamu
Betapa rendahnya kami karena tak pernah berusaha untuk membalas kebaikanmu

Ya Rasulallaah…
Kubaca detik detik terakhirmu meninggalkan kami
Kau ucapkan ummatii… ummatii...
Yang kau panggil adalah kami
Yang kau hawatirkan hanya kami
Yang kau pikirkan bagaimana kami setelah engkau pergi

Ya Allah…
Dengan besarnya cintanya pada kami
Kumemohon padamu…
Berikan kepada kami hati yang selalu cinta dan rindu pada kekasihMu
Berikan kepada kami mata yang selalu rindu ingin melihat wajah sucinya
Berikan kepada kami telinga yang selalu rindu tuk mendengar disebut namanya
Berikan kepada kami lisan yang rindu tuk selali bershalawat kepadanya
Kututup buku itu dengan air mata yang masih terus menetes dipipi
Rasa haru masih menguasai hatiku…
Tapi…
Kubersyukur padaMu Ya Rabb…
Telah kau buka hatiku tuk ingin tahu dan mengenal kekasihMu
Dan kuberharap…
Semoga buku yang kubaca ini kelak kan menjadi saksi
Yang kan menghantarku
Tuk bisa bersanding dengannya disyurga nanti…
Aamiiin…

اللهم صل على سيدنا محمدن الفاتح لما أغلق والخاتم لما سبق ناصر الحق بالحق والهادي إلى صراطك المستقيم وعلى آله حق قدره ومقداره العظيم

Download

Read More..

Sabtu, 05 Januari 2013


TUKANG BECAK & SHALAT SHUBUH

Seorang pengusaha muslim bernama Arifin sedang menginap disebuah hotel berbintang di Yogyakarta.

Usai melakukan qiyamul lail ia bergegas ke luar hotel untuk mencari masjid terdekat untuk shalat Shubuh berjamaah.
Waktu saat itu menunjukkan bahwa waktu adzan Shubuh kira-kira setengah jam ke depan.

Begitu keluar dari lobby hotel, Arifin pun meminta kepada tukang becak yang bernama Banin untuk mengantar keliling kota "gudeg" tersebut seraya menunggu waktu subuh tiba.

Kira-kira belasan menit sudah Banin mengayuh pedal becak, sayup-sayup terdengar suara tarhim yang mengisyaratkan waktu subuh akan tiba.

Lalu Banin pun dengan logat jawa yang kental berkata baik-baik kepada penumpangnya,

“Maaf ya pak, kalo boleh bapak saya pindahkan saja ke becak lain”

“Memangnya bapak mau kemana?”, jawab pengusaha itu

“Mohon maaf sebesar-besarnya pak, saya mau pergi kemasjid” jawab Banin sambil memberhentikan becaknya.

Jujur saat itu Arifin kagum atas jawaban Banin sang tukang becak,

namun ia penasaran mengapa pak Banin sedemikian kuat kemauannya hingga ingin pergi kemasjid.

“Kenapa harus pergi ke masjid pak?” Tanya pengusaha itu
sambil menghadap belakang.

Pak Banin pun dengan polos menjawab “Saya sudah sejak lama bertekad untuk mengumandangkan adzan dimasjid agar orang-orang bangun dan melaksanakan shalat Shubuh.

Sangat disayangkankan Pak kalau kita tidak shalat Shubuh”
jelasnya singkat.

Jawaban ini semakin membuat Arifin bertambah kagum.

Namun ia belum puas sehingga ia melontarkan penawaran yang memancing goyahnya keimanan Pak Banin.

“Pak, bagaimana kalau bapak tidak usah kemasjid saja, tapi temani saya keliling kota dan saya akan membayar Rp 500 ribu sebagai imbalannya!”

Dengan santun Pak Banin menolak tawaran itu,

“Terima kasih atas tawaran bapak, tapi sepengetahuan saya bahwa shalat subuh itu lebih mahal daripada dunia beserta isinya! ”

Ia terkejut dan begitu takjub atas ketaatan tukang becak tersebut.
Bahkan ketika Arifin memberikan tawaran dua kali lipat, tetap saja ia menolak. Kekaguman pun membawa Arifin menyadari bahwa ada pelajaran besar yang sedang ia terima dari seorang "guru kehidupan" bernama Banin, berkedok tukang becak.

Beberapa saat kemudian, mereka pun tiba di salah satu masjid.

Usai shalat dan berdoa khusyuk. Pengusaha itu lalu berdiri dan menghampiri tubuh Pak Banin.
Ia jabat tangan lusuh tukang becak itu lalu memeluk tubuhnya dengan erat.

Sementara Pak Banin belum mengerti apa maksud penumpang becaknya itu.

Dalam pelukan itu Arifin membisikkan kalimat ketelinga
Pak Banin

“Mohon bapak tidak menolak tawaran saya kali ini, dengan saya hormat. Dalam doa munajat kepada Allah tadi saya sudah bernazar untuk memberangkatkan pak Banin berhaji tahun ini ke Baitullah, Mohon bapak jangan menolak tawaran saya ini"

Subhanallah, bagai kilat yang menyambar.
Betapa hati pak Banin teramat kaget mendengar penuturan Arifin.

Dengan bersyukur kepada Allah, serta air mata mulai membasahi pipinya, kini Banin pun mengeratkan pelukan ke tubuh Arifin dan berkata:

“Subhanallah walhamdulillah, terima kasih ya Allah…. terima kasih pak.. !”
Matanya berkaca-kaca


Bagaimana dengan Kita?
Read More..

Fadhilah Shalat berjamaah

Barang siapa menjaga sholat fardu 5 waktu secara berjamaah maka Allah akan memberikan baginya 5 perkara: 1. Diangkat kesulitan dalam hidupnya. 2. Dijauhkan dari siksa kubur. 3. Melewati jembatan shirot secepat kilat yang menyambar. 4. Menerima buku catatan amal dengn tangan kanan. 5. Masuk syurga tanpa di hisab. Semoga kita semua dapat taufiq & hidayah Allah untuk senantiasa mendirikan shalat 5 waktu secara berjamaah
Read More..