Jumat, 23 Juli 2010

TAQWA CORE


Punk dan Islam, ternyata punya irisan. Punk merupakan aliran musik yang lahir karena ketimpangan sosial di masyarakat. Komunitas punk adalah simbol perlawanan generasi 70-an terhadap kemerosotan moral sebagai akibat kemajuan dan kesejahteraan yang didominasi pemiliki modal. Kritik kemudian dibangun melalui musik dengan ciri khas distorsi musik keras dan cepat serta dibalut lirik yang intinya menghujat. Sedangkan islam, lahir ditengah kemerosotan moral masyarakat kala itu. Nabi Muhammad SAW melalui Alquran dan Hadis menjadi wujud pembaharuan dan perbaikan keseluruhan sendi-sendi masyarakat yang bobrok.

. Lantas bagaimana bila keduanya disatukan? Sebut saja istilah punk Muslim atau punk Islam. Awalnya memang terlihat main-main. Nyatanya, dua konsep ini bisa digabungkan dalam bentuk yang harmonis dan saling mengisi. Pertanyaan selanjutnya, apakah ada kelompok musik dengan ide gila menyatukan dua hal tadi? Tentu saja ada, bahkan telah menjadi komunitas punk dan kini tengah menjadi pembicaraan warga AS. Nama komunitas punk tersebut adalah Taqwacore.

Taqwacore punya sejarah unik saat kelahirannya. Andai saja novel berjudul Taqwacore tidak muncul ditahun 2003, bisa jadi komunitas ini tidak pernah lahir dan eksis. Taqwaqore merupakan nama komunitas punk yang memadukan Islam, Timur Tengah dan punk. Secara harfiah, Taqwacore terdiri dari dua suku kata yaitu taqwa dan core. Taqwa dalam Islam adalah ajaran yang mewajibkan seorang Muslim menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan core merupakan istilah familiar dalam komunitas punk. Core tidak memiliki arti harfiah namun identik dengan musik cadas.

Singkat cerita, kelompok musik punk asal Pakistan tengah menjalani rangkaian tur di AS. Kelompok musik tersebut juga menyertakan kelompok musik lain seperti Hezbollah, band punk asal Iran, Secret Trial Five, band Punk asal Pakistan dan Al-Thawra, band punk yang juga asal Pakistan. Seolah berjodoh, ketiga personel dari ketiga band tersebut, Koroush Poursalehi (Hezbollah), Sani (The Secret Trial Five) dan Marwan Kamel (Al Thawra) bertemu dengan mualaf Michael Knigt yang kemudian menambahkan nama Muhammad di tengah namanya setelah masuk Islam.

Michael Muhammad Knight kala itu menerbitkan novel berjudul The Taqwacores, terbit tahun 2003. Novel tersebut berisi kisah fiksi tentang para rocker punk yang menjalankan Islam sesuai kehendak hatinya. Ketika novel itu ditulis, Knight seorang mualaf yang tengah kecewa dengan agama barunya. Novel itu terjual 15 ribu kopi di seluruh dunia, termasuk di Texas. Di wilayah itu seorang remaja keturunan Persia, Kourosh Poursalehi, membaca buku itu dan mengira tokoh-tokoh dalam novel tersebut nyata. "Saat membaca novel itu saya merasa aneh, ternyata bukan saya seorang yang mengalami hal seperti ini. Ternyata ada anak lain di luar sana yang bermain musik seperti ini," ungkapnya kala itu

Usai membaca novel tersebut Poursalehi mengambil secarik puisi dari halaman pertama buku itu yang berjudul "Muhammad Seorang Rocker Punk", dan menggabungkannya dengan musik. Dalam satu bait puisi itu berbunyi, "Muhammad seorang rocker punk. Ia meruntuhkan segalanya." Poursalehi mengirimkan puisi versi musiknya kepada pengarang The Taqwacores, yang kemudian memberikannya kepada seorang musisi muda di Boston, Shahjehan Khan.

"Saya sangat merasa bersalah karena beranjak dewasa tanpa melakukan hal-hal yang benar, tidak menjadi Muslim yang baik, atau menjadi anak Pakistan yang baik. Setelah membaca buku itu saya menjadi yakin bahwa kebingungan itu, dan mungkin kekecewaan itu, adalah normal. Dan banyak orang mengalami hal itu, dan itu bukanlah hal yang keliru," ungkap Khan jujur.

Khan memiliki pengalaman yang sangat buruk terkait pristiwa 9 September 2001. Saat itu, Khan tersudutkan oleh sesuatu yang tidak pernah ia lakukan. Ia pun merasa teman-temannya memperlakukan dirinya secara tidak adil. "Hei, apa yang orang-orangmu lakukan. Dan saya tidak tahu harus menjawab apa," kenangnya.

Dengan posisi terdesak dan tertekan, rasa frustasi Khan tersalurkan dalam sebuah band bernama The Kominas. Band ini didirikan Khan bersama temannya, Basim Usmani. Namanya The Kominas, menjadi salah satu band yang pertama dibentuk, seperti dalam dalam cerita Taqwacore. The Kominas memperkenalkan diri dengan lagu berjudul "Hukum Syariah di AS". Lagu itu mengkritik hukum USA Patriot Act.

Seiring sejalan, komunitas punk Taqwacore terbentuk. Setelah pertemuan mereka dalam tur perdana, makin banyak band Taqwacore bermunculan. Mereka pun membuat agenda festival musik South by Southwest yang berjalan setiap bulan Maret. Kini, dua buah film sedang digarap mengenai Taqwacore. Disusul pula dengan penulisan buku dan fotografi.

Anak-anak Taqwacore memang jauh dari kesan seorang Muslim. Seperti halnya komunitas punk yang lain, Taqwacore menampilkan ciri khas mereka dengan gaya yang liar, mengkritik dunia Timur dan Barat, dan berpakaian seadanya. Meski begitu, selama perjalanan tur mereka juga tidak berhenti untuk melakukan shalat lima waktu. "Saya mendapat (celaan) dari banyak orang. Saya mendapati orang-orang neo-konservatif berkomentar di blog mereka, Saya tidak sedang merusak Islam. Saya sedang berusaha agar Islam menjadi mungkin dalam kehidupan saya," kata dia.

SUMBER : www.republika.co.id
Read More..

Kamis, 15 Juli 2010

sabar

Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

"Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? " sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, " jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

"Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

"asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya.

Rasanya tak sopan meludah di hadapan guru , begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah.

Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa 'asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya qalbu yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."
Read More..

Kamis, 01 Juli 2010

Dosa Meninggalkan Shalat Fardhu


1. Shalat Subuh : satu kali meninggalkan akan dimasukkan ke dalam neraka selama 30 tahun yang sama dengan 60.000 tahun di dunia.
2. Shalat Zuhur : satu kalo meninggalkan dosanya sama dengan membunuh 1.000 orang umat islam.
3. Shalat Ashar : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan menutup/meruntuhkan ka’bah.
4. Shalat Magrib : satu kali meninggalkan dosanya sama dengan berzina dengan orangtua.
5. Shalat Isya : satu kali meninggalkan tidak akan di ridhoi Allah SWT tinggal di bumi atau di bawah langit serta makan dan minum dari nikmatnya.

Siksa di Dunia Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu :

1. Allah SWT mengurangi keberkatan umurnya.
2. Allah SWT akan mempersulit rezekinya.
3. Allah SWT akan menghilangkan tanda/cahaya shaleh dari raut wajahnya.
4. Orang yang meninggalkan shalat tidak mempunyai tempat di dalam islam.
5. Amal kebaikan yang pernah dilakukannya tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT.
6. Allah tidak akan mengabulkan doanya.

Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Menghadapi Sakratul Maut :

1. Orang yang meninggalkan shalat akan menghadapi sakratul maut dalam keadaan hina.
2. Meninggal dalam keadaan yang sangat lapar.
3. Meninggal dalam keadaan yang sangat haus.


Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu di Dalam Kubur :

1. Allah SWT akan menyempitkan kuburannya sesempit sempitnya.
2. Orang yang meninggalkan shalat kuburannya akan sangat gelap.
3. Disiksa sampai hari kiamat tiba.

Siksa Orang yang Meninggalkan Shalat Fardhu Ketika Bertemu Allah :

1. Orang yang meninggalkan shalat di hari kiamat akan dibelenggu oleh malaikat.
2. Allah SWT tidak akan memandangnya dengan kasih sayang.
3. Allah SWT tidak akan mengampunkan dosa dosanya dan akan di azab sangat pedih di neraka.
Read More..